Sabtu, 24 November 2012

Kisah Bunga Mawar dan Pohon Bambu

Kisah Bunga Mawar dan Pohon Bambu

mawarDi sebuah taman, terdapat taman bunga mawar yang sedang berbunga. Mawar-mawar itu mengeluarkan aroma yang sangat harum. Dengan warna-warni yang cantik, banyak orang yang berhenti untuk memuji sang mawar. Tidak sedikit pengunjung taman meluangkan waktu untuk berfoto di depan atau di samping taman mawar. Bunga mawar memang memiliki daya tarik yang menawan, semua orang suka mawar, itulah salah satu lambang cinta.
Sementara itu, di sisi lain taman, ada sekelompok pohon bambu yang tampak membosankan. Dari hari ke hari, bentuk pohon bambu yang begitu saja, tidak ada bunga yang mekar atau aroma wangi yang disukai banyak orang. Tidak ada orang yang memuji pohon bambu. Tidak ada orang yang mau berfoto di samping pohon bambu. Maka tak heran jika pohon bambu selalu cemburu saat melihat taman mawar dikerumuni banyak orang.
“Hai bunga mawar,” ujar sang bambu pada suatu hari. “Tahukah kau, aku selalu ingin sepertimu. Berbunga dengan indah, memiliki aroma yang harum, selalu dipuji cantik dan menjadi saksi cinta manusia yang indah,” lanjut sang bambu dengan nada sedih.
Mawar yang mendengar hal itu tersenyum, “Terima kasih atas pujian dan kejujuranmu, bambu,” ujarnya. “Tapi tahukah kau, aku sebenarnya iri denganmu,”
Sang bambu keheranan, dia tidak tahu apa yang membuat mawar iri dengannya. Tidak ada satupun bagian dari bambu yang lebih indah dari mawar. “Aneh sekali, mengapa kau iri denganku?”
“Tentu saja aku iri denganmu. Coba lihat, kau punya batang yang sangat kuat, saat badai datang, kau tetap bertahan, tidak goyah sedikitpun,” ujar sang mawar. “Sedangkan aku dan teman-temanku, kami sangat rapuh, kena angin sedikit saja, kelopak kami akan lepas, hidup kami sangat singkat,” tambah sang mawar dengan nada sedih.
Bambu baru sadar bahwa dia punya kekuatan. Kekuatan yang dia anggap biasa saja ternyata bisa mengagumkan di mata sang mawar. “Tapi mawar, kamu selalu dicari orang. Kamu selalu menjadi hiasan rumah yang cantik, atau menjadi hiasan rambut para gadis,”
Sang mawar kembali tersenyum, “Kamu benar bambu, aku sering dipakai sebagai hiasan dan dicari orang, tapi tahukah kamu, aku akan layu beberapa hari kemudian, tidak seperti kamu,”
Bambu kembali bingung, “Aku tidak mengerti,”
“Ah bambu..” ujar mawar sambil menggeleng, “Kamu tahu, manusia sering menggunakan dirimu sebagai alat untuk mengalirkan air. Kamu sangat berguna bagi tumbuhan yang lain. Dengan air yang mengalir pada tubuhmu, kamu menghidupkan banyak tanaman,” lanjut sang mawar. “Aku jadi heran, dengan manfaat sebesar itu, seharusnya kamu bahagia, bukan iri padaku,”
Bambu mengangguk, dia baru sadar bahwa selama ini, dia telah bermanfaat untuk tanaman lain. Walaupun pujian itu lebih sering ditujukan untuk mawar, sesungguhnya bambu juga memiliki manfaat yang tidak kalah dengan bunga cantik itu. Sejak percakapan dengan mawar, sang bambu tidak lagi merenungi nasibnya, dia senang mengetahui kekuatan dan manfaat yang bisa diberikan untuk makhluk lain.
Daripada menghabiskan tenaga dengan iri pada orang lain, lebih baik bersyukur atas kemampuan diri sendiri, apalagi jika berguna untuk orang lain.

KEUTAMAAN, BACAAN DZIKIR PAGI PETANG

"Sungguh aku duduk bersama suatu kaum yang berdzikir kepada Allah setelah shalat shubuh sampai terbitnya matahari lebih aku sukai daripada membebaskan /memerdekakan empat orang dari keturunan Nabi Isma'il (bangsa 'Arab). Dan sungguh aku duduk bersama suatu kaum yang berdzikir kepada Allah setelah shalat 'ashar sampai terbenamnya matahari lebih aku sukai daripada membebaskan empat orang (budak)." (HR. Abu Dawud no.3667 dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahih Abu Dawud 2/698)
Banyak sekali dalil-dalil yang berkaitan tentang anjuran dan keutamaan dzikir di pagi hari dan pada petang.  Allah SWT dalam al-Quranul Kariim menganjurkan hamba-Nya agar senantiasa berdzikir kepada Allah SWT diwaktu pagi dan petang, diantaranya sebagai berikut;
:يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (41) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا (42) 
"Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya. (QS. 33:41) Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab: 42)

فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ (55)
"Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan atas dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Rabbmu pada waktu petang dan pagi. " (QS. Al-Mukmin: 55)
وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

" Dan sebutlah nama Rabbmu pada (waktu) pagi dan petang.” (QS. Ad-Dahr: 25)

Rasulullah SAW, senantiasa berdzikir pada waktu pagi dan petang. Dzikir-dzikir yang Rasul SAW pada waktu pagi dan petang adalah sebagai berikut, termasuk keutamaan-keutamaannya:
1. Membaca surat Al-Ikhlaash, Al-Falaq dan An-Naas.
Dibaca 3x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang membacanya tiga kali ketika pagi dan ketika sore maka dia akan dicukupi dari segala sesuatu.” (HR. Abu Dawud 4/322, At-Tirmidziy 5/567, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/182)
2. Membaca ayat kursi (Al-Baqarah:255)
Dibaca sekali ketika pagi dan sore. “Barangsiapa membacanya di pagi hari maka akan dilindungi dari (gangguan) jin sampai sore, dan barangsiapa yang membacanya di sore hari maka akan dilindungi dari gangguan mereka (jin).” (HR. Al-Hakim 1/562 dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/273)
3. Membaca:

الْحَمْدُ أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ

أَ وَ ,وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ،

عُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
Jika sore hari diganti:
ﺃﻤﺴﻴﻧﺎ ﻮ ﺃﻤﺴﻰ ﺍﻟﻤﻟﻙ ﻟﻟﻪ ... ﺮ ﺐﺃﺴﺄﻟﻙ ﺧﻴﺮ ﻤﺎ ﻔﻰ ﻫﺫﻩ ﺍﻟﻟﻴﻟﺔ ﻮﺧﻴﺮ ﻤﺎ ﺑﻌﺪﻫﺎ ﻮ ﺍﻋﻮﺬ ﺑﻚ ﻤﻦ ﺸﺮﻤﺎ ﻔﻲ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻠﻴﻠﺔ ﻮﺸﺮﻤﺎﺑﻌﺪﻫﺎ...
Dibaca sekali. (HR. Muslim 4/2088 no.2723 dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu)
4. Membaca:

اللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ
Jika sore hari membaca:
اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
Dibaca sekali. (HR. At-Tirmidziy 5/466, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/142)
5. Membaca:

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ،  
أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِ عُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَ

إِلاَّ أَنْتَ الذُّنُوْبَ لاَ يَغْفِرُ لِيْ فَإِنَّهُ كَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ

Dibaca sekali ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang mengucapkannya dalam keadaan yakin dengannya ketika sore hari lalu meninggal di malam harinya, niscaya dia akan masuk surga. Dan demikian juga apabila di pagi hari.” (HR. Al-Bukhariy 7/150)
6. Membaca

اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ.

إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الْقَبْرِ، لاَ بِ فْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَاوْذُ بِكَ مِنَ الْكُاللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُ

Dibaca 3x ketika pagi dan sore. (HR. Abu Dawud 4/324, Ahmad 5/42, An-Nasa`iy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.22 dan Ibnus Sunniy no.69, serta Al-Bukhariy di dalam Al-Adabul Mufrad dan dihasankan sanadnya oleh Asy-Syaikh Ibnu Baz di dalam Tuhfatul Akhyaar hal.26)
7. Membaca

إِنَّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ فِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَا

وْعَاتِيْ، وَآمِنْ افِيَةَ فِيْ دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِيْالْعَوَ

شِمَالِيْ، عَنْ وَ ،مِيْنِيْڍ وَعَنْ خَلْفِيْ، وَمِنْ ،يَ دَڍ بَيْنِ اللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ

غْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ أَنْ أُ مَتِكَظﺒﻌ أَعُوْ وَ،قِيْ وْوَمِنْ فَ

Dibaca sekali ketika pagi dan sore. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, lihat Shahih Ibnu Majah 2/332)
8. Membaca

اللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ

لاَّ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا، أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
Dibaca sekali ketika pagi dan sore. (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidziy, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/142)
9. Membaca

بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Dibaca 3x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang mengucapkannya tiga kali ketika pagi dan tiga kali ketika sore, tidak akan membahayakannya sesuatu apapun.” (HR. Abu Dawud 4/323, At-Tirmidziy 5/465, Ibnu Majah dan Ahmad, lihat Shahih Ibnu Majah 2/332)
10. Membaca

مَ نَبِيًّارَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّ
Dibaca 3x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang mengucapkannya tiga kali ketika pagi dan ketika sore maka ada hak atas Allah untuk meridhainya pada hari kiamat.” (HR. Ahmad 4/337, An-Nasa`iy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.4 dan Ibnus Sunniy no.68, Abu Dawud 4/418, At-Tirmidziy 5/465 dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Ibnu Baz di dalam Tuhfatul Akhyaar hal.39)
11. Membaca

كَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِ

Dibaca sekali ketika pagi dan sore. (HR. Al-Hakim dan beliau menshahihkannya serta disepakati oleh Adz-Dzahabiy 1/545, lihat Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/273)
12. Membaca

أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ الإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ الإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Jika sore hari membaca:
أَمْسَيْنَا عَلَى فِطْرَةِ الإِسْلاَمِ …
Dibaca sekali. (HR. Ahmad 3/406, 407, Ibnus Sunniy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.34, lihat Shahiihul Jaami’ 4/209)
13. Membaca

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
Dibaca 100x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang membacanya seratus kali ketika pagi dan sore maka tidak ada seorang pun yang datang pada hari kiamat yang lebih utama daripada apa yang dia bawa kecuali seseorang yang membaca seperti apa yang dia baca atau yang lebih banyak lagi.” (HR. Muslim 4/2071)
14. Membaca:

لَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَ

Dibaca 10x. (HR. An-Nasa`iy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.24, lihat Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/272)
Atau dibaca sekali ketika malas/sedang tidak bersemangat. (HR. Abu Dawud 4/319, Ibnu Majah, Ahmad 4/60, lihat Shahih Abu Dawud 3/957 dan Shahih Ibnu Majah 2/331)
Atau dibaca 100x ketika pagi. “Barangsiapa yang membacanya seratus kali dalam sehari maka (pahalanya) seperti membebaskan sepuluh budak, ditulis untuknya seratus kebaikan, dihapus darinya seratus kesalahan, dan dia akan mendapat perlindungan dari (godaan) syaithan pada hari itu sampai sore, dan tidak ada seorang pun yang lebih utama daripada apa yang dia bawa kecuali seseorang yang mengamalkan lebih banyak dari itu.” (HR. Al-Bukhariy 4/95 dan Muslim 4/2071)
15. Membaca

عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ:حَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِﺴﺒ

Dibaca 3x ketika pagi. (HR. Muslim 4/2090)
16. Membaca:

وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا،

Dibaca sekali ketika pagi. (HR. Ibnus Sunniy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.54, Ibnu Majah no.925 dan dihasankan sanadnya oleh ‘Abdul Qadir dan Syu’aib Al-Arna`uth di dalam tahqiq Zaadul Ma’aad 2/375)
17. Membaca:

اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ أَسْتَغْفِرُ
Dibaca 100x dalam sehari. (HR. Al-Bukhariy bersama Fathul Baari 11/101 dan Muslim 4/2075)
18. Membaca:

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
Dibaca 3x ketika sore. “Barangsiapa yang mengucapkannya ketika sore tiga kali maka tidak akan membahayakannya panasnya malam itu.” (HR. Ahmad 2/290, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/187 dan Shahih Ibnu Majah 2/266)
19. Membaca:

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
Dibaca 10x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang membaca shalawat kepadaku ketika pagi sepuluh kali dan ketika sore sepuluh kali maka dia akan mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat.” (HR Ath-Thabraniy dengan dua sanad, salah satu sanadnya jayyid, lihat Majma’uz Zawaa`id 10/120 dan Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/273).
Selain itu Rasulullah SAW bersabda;
"Barangsiapa yang shalat shubuh dengan berjama'ah kemudian dia berdzikir kepada Allah Ta'ala sampai terbitnya matahari lalu dia shalat dua raka'at, maka pahalanya seperti pahala berhaji dan 'umrah, sempurna, sempurna, sempurna." (HR. At-Tirmidziy no.591 dan dihasankan oleh Asy- Syaikh Al-Albaniy di dalam Shahih Sunan At-Tirmidziy no.480, Al-Misykat no.971 dan Shahih At- Targhiib no.468, lihat juga Shahih Kitab Al-Adzkaar 1/213 karya Asy-Syaikh Salim Al-Hilaliy)
Demikian keutamaan yang terdapat pada dzikir pagi dan petang. Rasulullah SAW senantiasa melaksanakan dzikir pagi dan petang sebagaimana yang telah digambarkan oleh Simak bin Harb yang ditanya oleh Jabir bin Samurah
"Apakah engkau sering menemani Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam duduk?"
Jabir menjawab,
"Iya. Beliau shallallahu alaihi wa sallam biasanya tidak beranjak dari tempat duduknya setelah shalat shubuh hingga terbit matahari. Apabila matahari terbit, beliau shallallahu alaihi wa sallam berdiri (meninggalkan tempat shalat). Dulu para sahabat biasa berbincang-bincang (guyon) mengenai perkara jahiliyah, lalu mereka tertawa. Sedangkan beliau shallallahu alaihi wa sallam hanya tersenyum saja." (HR. Muslim no. 670)
An Nawawi mengatakan, "Dalam hadits ini terdapat anjuran berdzikir setelah shubuh dan mengontinukan duduk di tempat shalat jika tidak memiliki udzur (halangan).
Al Qadhi mengatakan bahwa inilah sunnah yang biasa dilakukan oleh salaf dan para ulama. Mereka biasa memanfaatkan waktu tersebut untuk berdzikir dan berdoa hingga terbit matahari." (Syarh An Nawawi ala Muslim, 8/29, Maktabah Syamilah)
Para Ulama tidak menafikan keutamaan-keutamaan dzikir petang dan utamanya pada pagi hari setelah shalat subuh berjamaah. Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Rajab rahimahumullah:
Ibnu Rajab rahimahullahu berkata:
 Maka tiga waktu ini, 2 waktu di antaranya yaitu awal siang dan akhir siang, telah berkumpul dalam masing-masing dari 2 waktu ini amalan wajib dan amalan sunnah. Amalan wajib yaitu shalat shubuh dan shalat ashar, keduanya adalah 2 shalat lima waktu yang paling afdhal, dinamakan Al-Bardaan yang mana barangsiapa menjaga keduanya maka akan masuk surga, masing-masing dari keduanya ada yang berpendapat bahwa dia adalah shalat Al-Wusthaa Adapun amalan sunnah maka yang dimaksud adalah dzikrullah setelah shubuh sampai matahari terbit, dan setelah ashar sampai tenggelam matahari, dalil-dalil tentang keutamaannya banyak, demikian pula dalil-dalil tentang dzikir pagi dan sore, dan keutamaan dzikir di waktu pagi dan sore" (Al-Mahajjah fii Sair Ad-Duljah hal: 61-62)
Shalafushshaleh dan Ulama pun senantiasa melaksanakan dzikir pagi kemudian dilanjutkan shalat setelah matahari terbit, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, seperti;
Kebiasan Ibnu Mas’ud r.a di pagi hari

Dari Abu Waa'il Syaqiiq bin Salamah Al-Asady rahimahullahu beliau berkata:
"Suatu hari setelah menunaikan shalat shubuh kami berangkat menuju rumah Abdullah bin Mas'ud, setelah sampai kami mengucap salam di depan pintu dan kamipun diizinkan masuk. Akan tetapi kami menahan diri di depan pintu sesaat sehingga keluar seorang budak wanita seraya berkata: Kenapa kalian tidak segera masuk? Maka kamipun masuk dan kami meihat beliau (Abdullah bin Mas'ud) sedang duduk bertasbih, beliau bertanya: Apa yang mencegah kalian masuk padahal sudah diizinkan bagi kalian? Kamipun menjawab: Tidak apa-apa, kami hanya menyangka bahwa ada sebagian anggota keluarga yang tidur. Beliau berkata: Apakah kalian menyangka keluarga Ibnu Ummi 'Abd lalai !?
Beliaupun melanjutkan bertasbih sampai menyangka bahwa matahari telah terbit, kemudian beliau berkata: Wahai budak wanita, lihatlah apakah matahari telah terbit? Maka budak wanita tersebut melihat akan tetapi matahari ternyata belum terbit. Kemudian beliau melanjutkan bertasbih, sampai menyangka bahwa matahari telah terbit, kemudian beliau berkata: Wahai budak wanita, lihatlah apakah matahari telah terbit? Maka budak wanita tersebut melihat dan ternyata matahari telah terbit. Beliau kemudian berkata: Segala puji bagi Allah yang telah memaafkan kita dan tidak mengadzab kita dengan dosa-dosa kita. " (Dikeluarkan oleh Imam Muslim di dalam Kitab Shahih beliau)
Makanan Syeikh Ibnu Taimiyyah

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah:
"Suatu saat aku menghadiri Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah shalat shubuh, kemudian setelah itu beliau duduk berdzikir kepada Allah ta'aalaa sampai mendekati pertengahan siang, kemudian beliau berpaling kepadaku dan berkata: Ini adalah makananku, seandainya aku tidak memakannya maka hilang kekuatanku, atau ucapan yang semakna dengan ucapan ini" (Al-Waabil Ash-Shayyib min Al-Kalim Ath-Thayyib hal:42) 
Semoga kita senantiasa berdzikir kepada Allah dan tidak melewatkan dzikir di pagi dan petang hari. Amiin. Wallahu’alam    

KEUTAMAAN, BACAAN DAN MANFAAT DZIKIR PAGI PETANG

53) شيخنا؛ نرجو أن تكون بخير وعافية:
سؤالي هو: هل الأفضل أن يجمع بين أذكار الصباح كلها ونحوها في كل الأبواب مثل أذكار النوم….أم يقتصر على بعضها …؟ مشكورين جزاكم الله خيرا
Pertanyaan:
Apakah yang paling afdhol adalah membaca semua dzikir pagi, semua dzikir mau tidur dst ataukah yang afdhol adalah mencukupkan diri dengan sebagian bacaan dzikir saja?
53-
"Sungguh aku duduk bersama suatu kaum yang berdzikir kepada Allah setelah shalat shubuh sampai terbitnya matahari lebih aku sukai daripada membebaskan /memerdekakan empat orang dari keturunan Nabi Isma'il (bangsa 'Arab). Dan sungguh aku duduk bersama suatu kaum yang berdzikir kepada Allah setelah shalat 'ashar sampai terbenamnya matahari lebih aku sukai daripada membebaskan empat orang (budak)." (HR. Abu Dawud no.3667 dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahih Abu Dawud 2/698)
Banyak sekali dalil-dalil yang berkaitan tentang anjuran dan keutamaan dzikir di pagi hari dan pada petang.  Allah SWT dalam al-Quranul Kariim menganjurkan hamba-Nya agar senantiasa berdzikir kepada Allah SWT diwaktu pagi dan petang, diantaranya sebagai berikut;
:يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (41) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا (42) 
"Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya. (QS. 33:41) Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab: 42)

فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ (55)
"Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan atas dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Rabbmu pada waktu petang dan pagi. " (QS. Al-Mukmin: 55)
وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

" Dan sebutlah nama Rabbmu pada (waktu) pagi dan petang.” (QS. Ad-Dahr: 25)

Rasulullah SAW, senantiasa berdzikir pada waktu pagi dan petang. Dzikir-dzikir yang Rasul SAW pada waktu pagi dan petang adalah sebagai berikut, termasuk keutamaan-keutamaannya:
1. Membaca surat Al-Ikhlaash, Al-Falaq dan An-Naas.
Dibaca 3x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang membacanya tiga kali ketika pagi dan ketika sore maka dia akan dicukupi dari segala sesuatu.” (HR. Abu Dawud 4/322, At-Tirmidziy 5/567, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/182)
2. Membaca ayat kursi (Al-Baqarah:255)
Dibaca sekali ketika pagi dan sore. “Barangsiapa membacanya di pagi hari maka akan dilindungi dari (gangguan) jin sampai sore, dan barangsiapa yang membacanya di sore hari maka akan dilindungi dari gangguan mereka (jin).” (HR. Al-Hakim 1/562 dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/273)
3. Membaca:

الْحَمْدُ أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ

أَ وَ ,وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ،

عُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
Jika sore hari diganti:
ﺃﻤﺴﻴﻧﺎ ﻮ ﺃﻤﺴﻰ ﺍﻟﻤﻟﻙ ﻟﻟﻪ ... ﺮ ﺐﺃﺴﺄﻟﻙ ﺧﻴﺮ ﻤﺎ ﻔﻰ ﻫﺫﻩ ﺍﻟﻟﻴﻟﺔ ﻮﺧﻴﺮ ﻤﺎ ﺑﻌﺪﻫﺎ ﻮ ﺍﻋﻮﺬ ﺑﻚ ﻤﻦ ﺸﺮﻤﺎ ﻔﻲ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻠﻴﻠﺔ ﻮﺸﺮﻤﺎﺑﻌﺪﻫﺎ...
Dibaca sekali. (HR. Muslim 4/2088 no.2723 dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu)
4. Membaca:

اللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ
Jika sore hari membaca:
اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
Dibaca sekali. (HR. At-Tirmidziy 5/466, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/142)
5. Membaca:

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ،  
أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِ عُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَ

إِلاَّ أَنْتَ الذُّنُوْبَ لاَ يَغْفِرُ لِيْ فَإِنَّهُ كَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ

Dibaca sekali ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang mengucapkannya dalam keadaan yakin dengannya ketika sore hari lalu meninggal di malam harinya, niscaya dia akan masuk surga. Dan demikian juga apabila di pagi hari.” (HR. Al-Bukhariy 7/150)
6. Membaca

اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ.

إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الْقَبْرِ، لاَ بِ فْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَاوْذُ بِكَ مِنَ الْكُاللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُ

Dibaca 3x ketika pagi dan sore. (HR. Abu Dawud 4/324, Ahmad 5/42, An-Nasa`iy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.22 dan Ibnus Sunniy no.69, serta Al-Bukhariy di dalam Al-Adabul Mufrad dan dihasankan sanadnya oleh Asy-Syaikh Ibnu Baz di dalam Tuhfatul Akhyaar hal.26)
7. Membaca

إِنَّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ فِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَا

وْعَاتِيْ، وَآمِنْ افِيَةَ فِيْ دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِيْالْعَوَ

شِمَالِيْ، عَنْ وَ ،مِيْنِيْڍ وَعَنْ خَلْفِيْ، وَمِنْ ،يَ دَڍ بَيْنِ اللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ

غْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ أَنْ أُ مَتِكَظﺒﻌ أَعُوْ وَ،قِيْ وْوَمِنْ فَ

Dibaca sekali ketika pagi dan sore. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, lihat Shahih Ibnu Majah 2/332)
8. Membaca

اللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ

لاَّ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا، أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
Dibaca sekali ketika pagi dan sore. (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidziy, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/142)
9. Membaca

بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Dibaca 3x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang mengucapkannya tiga kali ketika pagi dan tiga kali ketika sore, tidak akan membahayakannya sesuatu apapun.” (HR. Abu Dawud 4/323, At-Tirmidziy 5/465, Ibnu Majah dan Ahmad, lihat Shahih Ibnu Majah 2/332)
10. Membaca

مَ نَبِيًّارَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّ
Dibaca 3x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang mengucapkannya tiga kali ketika pagi dan ketika sore maka ada hak atas Allah untuk meridhainya pada hari kiamat.” (HR. Ahmad 4/337, An-Nasa`iy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.4 dan Ibnus Sunniy no.68, Abu Dawud 4/418, At-Tirmidziy 5/465 dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Ibnu Baz di dalam Tuhfatul Akhyaar hal.39)
11. Membaca

كَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِ

Dibaca sekali ketika pagi dan sore. (HR. Al-Hakim dan beliau menshahihkannya serta disepakati oleh Adz-Dzahabiy 1/545, lihat Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/273)
12. Membaca

أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ الإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ الإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Jika sore hari membaca:
أَمْسَيْنَا عَلَى فِطْرَةِ الإِسْلاَمِ …
Dibaca sekali. (HR. Ahmad 3/406, 407, Ibnus Sunniy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.34, lihat Shahiihul Jaami’ 4/209)
13. Membaca

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
Dibaca 100x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang membacanya seratus kali ketika pagi dan sore maka tidak ada seorang pun yang datang pada hari kiamat yang lebih utama daripada apa yang dia bawa kecuali seseorang yang membaca seperti apa yang dia baca atau yang lebih banyak lagi.” (HR. Muslim 4/2071)
14. Membaca:

لَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَ

Dibaca 10x. (HR. An-Nasa`iy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.24, lihat Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/272)
Atau dibaca sekali ketika malas/sedang tidak bersemangat. (HR. Abu Dawud 4/319, Ibnu Majah, Ahmad 4/60, lihat Shahih Abu Dawud 3/957 dan Shahih Ibnu Majah 2/331)
Atau dibaca 100x ketika pagi. “Barangsiapa yang membacanya seratus kali dalam sehari maka (pahalanya) seperti membebaskan sepuluh budak, ditulis untuknya seratus kebaikan, dihapus darinya seratus kesalahan, dan dia akan mendapat perlindungan dari (godaan) syaithan pada hari itu sampai sore, dan tidak ada seorang pun yang lebih utama daripada apa yang dia bawa kecuali seseorang yang mengamalkan lebih banyak dari itu.” (HR. Al-Bukhariy 4/95 dan Muslim 4/2071)
15. Membaca

عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ:حَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِﺴﺒ

Dibaca 3x ketika pagi. (HR. Muslim 4/2090)
16. Membaca:

وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا،

Dibaca sekali ketika pagi. (HR. Ibnus Sunniy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.54, Ibnu Majah no.925 dan dihasankan sanadnya oleh ‘Abdul Qadir dan Syu’aib Al-Arna`uth di dalam tahqiq Zaadul Ma’aad 2/375)
17. Membaca:

اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ أَسْتَغْفِرُ
Dibaca 100x dalam sehari. (HR. Al-Bukhariy bersama Fathul Baari 11/101 dan Muslim 4/2075)
18. Membaca:

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
Dibaca 3x ketika sore. “Barangsiapa yang mengucapkannya ketika sore tiga kali maka tidak akan membahayakannya panasnya malam itu.” (HR. Ahmad 2/290, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/187 dan Shahih Ibnu Majah 2/266)
19. Membaca:

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
Dibaca 10x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang membaca shalawat kepadaku ketika pagi sepuluh kali dan ketika sore sepuluh kali maka dia akan mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat.” (HR Ath-Thabraniy dengan dua sanad, salah satu sanadnya jayyid, lihat Majma’uz Zawaa`id 10/120 dan Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/273).
Selain itu Rasulullah SAW bersabda;
"Barangsiapa yang shalat shubuh dengan berjama'ah kemudian dia berdzikir kepada Allah Ta'ala sampai terbitnya matahari lalu dia shalat dua raka'at, maka pahalanya seperti pahala berhaji dan 'umrah, sempurna, sempurna, sempurna." (HR. At-Tirmidziy no.591 dan dihasankan oleh Asy- Syaikh Al-Albaniy di dalam Shahih Sunan At-Tirmidziy no.480, Al-Misykat no.971 dan Shahih At- Targhiib no.468, lihat juga Shahih Kitab Al-Adzkaar 1/213 karya Asy-Syaikh Salim Al-Hilaliy)
Demikian keutamaan yang terdapat pada dzikir pagi dan petang. Rasulullah SAW senantiasa melaksanakan dzikir pagi dan petang sebagaimana yang telah digambarkan oleh Simak bin Harb yang ditanya oleh Jabir bin Samurah
"Apakah engkau sering menemani Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam duduk?"
Jabir menjawab,
"Iya. Beliau shallallahu alaihi wa sallam biasanya tidak beranjak dari tempat duduknya setelah shalat shubuh hingga terbit matahari. Apabila matahari terbit, beliau shallallahu alaihi wa sallam berdiri (meninggalkan tempat shalat). Dulu para sahabat biasa berbincang-bincang (guyon) mengenai perkara jahiliyah, lalu mereka tertawa. Sedangkan beliau shallallahu alaihi wa sallam hanya tersenyum saja." (HR. Muslim no. 670)
An Nawawi mengatakan, "Dalam hadits ini terdapat anjuran berdzikir setelah shubuh dan mengontinukan duduk di tempat shalat jika tidak memiliki udzur (halangan).
Al Qadhi mengatakan bahwa inilah sunnah yang biasa dilakukan oleh salaf dan para ulama. Mereka biasa memanfaatkan waktu tersebut untuk berdzikir dan berdoa hingga terbit matahari." (Syarh An Nawawi ala Muslim, 8/29, Maktabah Syamilah)
Para Ulama tidak menafikan keutamaan-keutamaan dzikir petang dan utamanya pada pagi hari setelah shalat subuh berjamaah. Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Rajab rahimahumullah:
Ibnu Rajab rahimahullahu berkata:
 Maka tiga waktu ini, 2 waktu di antaranya yaitu awal siang dan akhir siang, telah berkumpul dalam masing-masing dari 2 waktu ini amalan wajib dan amalan sunnah. Amalan wajib yaitu shalat shubuh dan shalat ashar, keduanya adalah 2 shalat lima waktu yang paling afdhal, dinamakan Al-Bardaan yang mana barangsiapa menjaga keduanya maka akan masuk surga, masing-masing dari keduanya ada yang berpendapat bahwa dia adalah shalat Al-Wusthaa Adapun amalan sunnah maka yang dimaksud adalah dzikrullah setelah shubuh sampai matahari terbit, dan setelah ashar sampai tenggelam matahari, dalil-dalil tentang keutamaannya banyak, demikian pula dalil-dalil tentang dzikir pagi dan sore, dan keutamaan dzikir di waktu pagi dan sore" (Al-Mahajjah fii Sair Ad-Duljah hal: 61-62)
Shalafushshaleh dan Ulama pun senantiasa melaksanakan dzikir pagi kemudian dilanjutkan shalat setelah matahari terbit, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, seperti;
Kebiasan Ibnu Mas’ud r.a di pagi hari

Dari Abu Waa'il Syaqiiq bin Salamah Al-Asady rahimahullahu beliau berkata:
"Suatu hari setelah menunaikan shalat shubuh kami berangkat menuju rumah Abdullah bin Mas'ud, setelah sampai kami mengucap salam di depan pintu dan kamipun diizinkan masuk. Akan tetapi kami menahan diri di depan pintu sesaat sehingga keluar seorang budak wanita seraya berkata: Kenapa kalian tidak segera masuk? Maka kamipun masuk dan kami meihat beliau (Abdullah bin Mas'ud) sedang duduk bertasbih, beliau bertanya: Apa yang mencegah kalian masuk padahal sudah diizinkan bagi kalian? Kamipun menjawab: Tidak apa-apa, kami hanya menyangka bahwa ada sebagian anggota keluarga yang tidur. Beliau berkata: Apakah kalian menyangka keluarga Ibnu Ummi 'Abd lalai !?
Beliaupun melanjutkan bertasbih sampai menyangka bahwa matahari telah terbit, kemudian beliau berkata: Wahai budak wanita, lihatlah apakah matahari telah terbit? Maka budak wanita tersebut melihat akan tetapi matahari ternyata belum terbit. Kemudian beliau melanjutkan bertasbih, sampai menyangka bahwa matahari telah terbit, kemudian beliau berkata: Wahai budak wanita, lihatlah apakah matahari telah terbit? Maka budak wanita tersebut melihat dan ternyata matahari telah terbit. Beliau kemudian berkata: Segala puji bagi Allah yang telah memaafkan kita dan tidak mengadzab kita dengan dosa-dosa kita. " (Dikeluarkan oleh Imam Muslim di dalam Kitab Shahih beliau)
Makanan Syeikh Ibnu Taimiyyah

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah:
"Suatu saat aku menghadiri Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah shalat shubuh, kemudian setelah itu beliau duduk berdzikir kepada Allah ta'aalaa sampai mendekati pertengahan siang, kemudian beliau berpaling kepadaku dan berkata: Ini adalah makananku, seandainya aku tidak memakannya maka hilang kekuatanku, atau ucapan yang semakna dengan ucapan ini" (Al-Waabil Ash-Shayyib min Al-Kalim Ath-Thayyib hal:42) 
Semoga kita senantiasa berdzikir kepada Allah dan tidak melewatkan dzikir di pagi dan petang hari. Amiin. Wallahu’alam